SOSIALISASI DUKUNGAN KESEHATAN MENTAL REMAJA MELALUI ASPEK POSITIF DIRI DI SMAN 6 SURAKARTA

Authors

  • Insiyah Insiyah Poltekkes Kemenkes Surakarta
  • Endang Caturini Poltekkes Kemenkes Surakarta

Keywords:

Aspek Positif, Remaja, Kesehatan mental

Abstract

Masalah Kesehatan remaja bisa dialami oleh remaja di seluruh dunia baik di negara maju seperti Amerika maupun di negara berkembang seperti Indonesia dengan makin kecilnya batas antara jarak keduanya dengan makin majunya teknologi informasi. . Remaja bisa mengalami gangguan mental ringan sampai berat. Kesehatan mental remaja yang tidak terjaga akan berpengaruh pada tahap kehidupan selanjutnya. Masalah kesehatan mental dapat memicu perilaku kenakalan pada remaja akibat kesepian, tidak percaya diri, atau tidak merasa diakui. Hal ini dapat mengarah pada remaja mencari perhatian atau penerimaan dari teman sebaya dengan cara yang tidak baik, seperti melanggar peraturan atau mengambil risiko yang tidak perlu. Remaja ini rentan terhadap tekanan sosial dan dapat mengalami masalah dalam mengatasi emosi dan mengendalikan impuls. Ini dapat mengarah pada remaja melakukan tindakan impulsif atau tidak diinginkan seperti mencuri, berkelahi, atau merokok hingga mengarah kepada kenakalan yang lebih parah antara lain menjuadi pecandu narkoba atau alcohol. Untuk mengoptimalkan Kesehatan remaja maka perlu dilakukan langkah- langkah antara lain. Mengidentifikasi kesehatan jiwa dan beberapa fenomena risiko yang dihadapi remaja di sekolah menengah atas terutama pada tingkat 1. Mengidentifikasi alasan dan motivasi remaja untuk memiliki ketahanan mental yang baik. Menyusun strategi efektif yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan perilaku resiliensi. Melaksanakan intervensi psikoedukasi pada remaja

References

Adiningsih, S. (2009). Statistik. Edisi Pertama.BPFE .Yogyakarta

Becker, D. R., Miao, A., Duncan, R., & McClelland, M. M. (2014). Behavioral selfregulation and executive function both predict visuomotor skills and early academic achievement. Early Childhood Research Quarterly, 29(4), 411-424.

Brenchley, J. F. M. (2017). Social-Emotional Development Assessment : Scale

Development for Kindergarten through Second Grade Youth Universal Screening.

Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehtan RI

Friedman. (2003) Family of Nursing : Theory and practice. Cnecticut: Appleton & Lange.

Gagnona, S. G., & Nagle, R. J. (2004). Relationships between peer interactive play and social competence in at-risk preschool children. Psychology in the Schools, 41(2), 173–189. https://doi.org/10.1002/pits.10120

Guralnick, M. J. (1993). Second Generation Research on the Effectiveness of Early Intervention, 4(4).

Huff, N. (2016). Child Development. Encyclopedia of Family Studies, 1–8. https://doi.org/10.1002/9781119085621.wbefs363

Nurmaguphita, D., Keliat, B. A., & Putri, Y. S. E. (2018). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik Kanak-Kannak dan Psikoedukasi Keluarga pada Anak dan Orangtua Terhadap Perkembangan Otonomi Anak, 1(1), 14–23.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Rhoades, B. L., Heather K. W., Celene E. D., & Mark T. G. (2011). Examining The Link Between Preschool Social-Emotional Competence And First Grade Academic Achievement: The Role Of Attention Skills. Early Chilhood Research Quarterly, 26, 182-191.

Santoso,S ., Ranti, A. , Lies. (2004) Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Santrock, W. J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Shives, L.R. (2005). Basic concepts of psychiatric-mental health nursing. (4th ed), Philadelphia: Lippincott.

Sulistiyani, A.T.( 2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Downloads

Published

2024-09-01

How to Cite

Insiyah, I., & Endang Caturini. (2024). SOSIALISASI DUKUNGAN KESEHATAN MENTAL REMAJA MELALUI ASPEK POSITIF DIRI DI SMAN 6 SURAKARTA. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 441–450. Retrieved from https://www.bajangjournal.com/index.php/J-ABDI/article/view/8482

Issue

Section

Articles